Senin, 20 Oktober 2014

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang muncul di Indonesia.  

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 


Oktober 2014



   Penyusun
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

1.1    Tentang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). 

Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020).

Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020.

Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan.

Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat  pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
          Pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan VietNam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya.
Bentuk Kerjasamanya adalah :
1.                   Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;
2.                   Pengakuan kualifikasi profesional;
3.                   Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;
4.                   Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;
5.                   Meningkatkan infrastruktur
6.                   Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;
7.                   Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;
8.                   Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan,
karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):

1.                   Pasar dan basis produksi tunggal,
2.                   Kawasan ekonomi yang kompetitif,
3.                   Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4.                   Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.

Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.
Menurut Staf Direktorat Kerja Sama ASEAN Kementerian Perdagangan, Astari Wirastuti, saat ini Indonesia tengah berada pada arus perdagangan global. Untuk itu, pihaknya mengimbau agar para pelaku UKM bersiap dan berani bersaing dengan produk dari negara lain. Menurutnya, menutup diri dari dunia yang dinamis bukanlah pilihan terbaik.
Sebelum itu, ada baiknya kita mengetahui apa yang bisa dilakukan para pelaku UKM dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini?



1.       Prosedur Bea Cukai Lebih Sederhana
Menurut Tari, Masyarakat Ekonomi ASEAN akan memiliki sistem yang dapat memantau pergerakan barang dalam perjalanannya ke negara-negara ASEAN. Tidak hanya itu, izin barang ekspor pun akan lebih cepat. Ini akan menghemat waktu dan biaya ekspor.

2.       Adanya Sistem Self-Certification
Ini adalah sistem yang memungkinkan pengekspor menyatakan keaslian produk mereka sendiri dan menikmati tarif preferensial di bawah skema ASEAN-FTA (Free Trade Area). Tanggung jawab utama dari sertifikasi asal dilakukan oleh perusahaan yang ikut berpartisipasi dengan menyertakan faktur komersial dokumen seperti tagihan, delivery order, atau packaging list.
Fungsinya adalah memudahkan pebisnis dalam melakukan ekspansi ke negara-negara anggota ASEAN lainnya.

3.       Harmonisasi Standar Produk
Meski masih belum ditetapkan seperti apa standar dari masing-masing jenis produk, namun ASEAN akan memberlakukan sistem yang meminta masing-masing industri agar sesuai dengan standar kualitas mereka.

Hingga saat ini, terdapat 7 jenis produk yang menjadi prioritas mereka.
-          Produk karet
-          Obat tradisional
-          Kosmetik
-          Pariwisata
-          Sayur dan buah segar
-          Udang dan budidaya perikanan
-          Ternak
Selain ketiga hal di atas, pemerintah akan mendukung program globalisasi UKM, seperti:

-          Mencari pasar baru di luar negeri
-          Promosi ekspor
-          Delegasi promosi perdagangan
-          Mendorong spesialisasi dalam memperluas pasar luar negeri
-          Mendukung pencapaian standar internasional
-          Mendukung pengembangan global brand
-          Memberi bantuan kepada UKM yang memiliki prospek baik untuk mengekspor produknya
1.2    Indonesia Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan dukungan humas pemerintah untuk menyambut tahun 2011 sebagai tahun Keketuaan Indonesia di ASEAN, Pusat Humas Kementerian Perdagangan telah menyelenggarakan forum Bakohumas dengan acara sosialisasi ASEAN Economic Community 2015 di Hotel Acacia, Jakarta ( 29/3)
Dalam Keketuaan ASEAN 2011, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT ke-18 ASEAN, KTT ke-19 ASEAN dan East Asia Summit (EAS), serta rangkaian pertemuan ASEAN lainnya, termasuk, ASEAN Economic Community (AEC) Council, dan kegiatan-kegiatan lainnya kurang lebih ada 600 events selama 1 tahun tersebut. Hal ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi masyarakat dan pelaku usaha di berbagai kota di Indonesia yang akan menjadi tuan rumah pertemuan tersebut dalam memperkenalkan potensinya masing-masing dan mencatatkan kota atau daerahnya dalam agenda ekonomi ASEAN, ujar Drs. Subagio, MS dalam sambutannya mewakili Ketua Umum Bakohumas .

Lebih lanjut Subagio menyatakan bahwa konsep utama dari AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan. Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal tentunya perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Oleh karena itu Bakohumas sebagai wadah humas pemerintah menjadi sangat strategis dalam proses ekspansi informasi yang dimiliki pemerintah untuk memberikan kontribusinya melakukan diseminasi informasi dan sosialisasi tentang ASEAN itu sendiri dan Keketuaan Indonesia untuk ASEAN tahun 2011.
Sementara Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan yang diwakili oleh Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Gusmardi Bustami dalam sambutan pembukaan antara lain mengatakan bahwa sebagai Ketua ASEAN tahun 2011, Indonesia mempunyai tanggungjawab moral untuk dapat meningkatkan perannya dalam menentukan dan mengarahkan peran ASEAN di Dunia. Dengan latar belakang inilah Indonesia diharapkan memperkokoh forum kerjasama ini secara internal sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap kemajuan masyarakat dunia.


Pada kesempatan itu, Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Gusmardi Bustami yang sekaligus sebagai narasumber menjelaskan mengenai ASEAN dan AFTA Menuju ASEAN Economic Community 2015, Gambaran Umum Perdagangan Indonesia, dan Kesiapan Indonesia dalam Peta Dunia.

Dijelaskan oleh Gusmardi bahwa Upaya mewujudkan AEC 2015 memerlukan Cetak-Biru (Blueprint) yang memuat secara komprehensif elemen2, langkah khusus dan kerangka waktu bagi pelaksanaan setiap langkah hingga 2015. Blueprint menampung seluruh perjanjian/kesepakatan ASEAN di bidang ekonomi, menjabarkannya ke dalam langkah dan kerangka waktu yang jelas serta dapat membantu proses perencanaan ASEAN dan anggota secara lebih baik, kemajuannya dapat diukur, dan dapat menjadi alat menegakkan disiplin karena dengan ASEAN Charter maka ASEAN telah bertransformasi dari kerjasama berdasarkan konsensus menjadi kerjasama yang mengikat (legally binding).

Sedangkan arti penting Keketuaan Indonesia ASEAN 2011, Indonesia akan memimpin perundingan ASEAN menuju AEC 2015 dan integrasi dengan global sepanjang tahun 2011. Indonesia akan memanfaatkan momentum masa keketuaannya secara maksimal sebagai pemimpin dengan kembali memberikan kontribusi konkrit dan bermanfaat bagi perwujudan AEC 2015 serta mendorong terbentuknya fondasi dan visi ASEAN beyond 2015, setelah terbentuknya ASEAN Community. ASEAN Centrality akan menjadi inti dari pengembangan arsitektur kawasan. yang mengedepankan “dynamic equilibrium”, yang secara strategis tercermin pada perkembangan East Asia Summit (EAS) dengan mengikutsertakan Rusia dan US pada masa Keketuaan Indonesia di tahun 2011.
Kepada ASEAN dan pemangku kepentingan diharapkan private sectors khususnya UKM harus menjadi “main beneficiaries”dari kerjasama ASEAN khususnya di bidang ekonomi. AEC Blueprint dapat menjadi referensi dalam perencanaan bisnis setidaknya hingga tahun 2015 agar kegiatan usaha dapat diarahkan untuk lebih memanfaatkan kerjasama ASEAN. Perlu dibangun “mindset” bahwa “ASEAN adalah pasar Indonesia” ð “Think ASEAN”, serta perlu peran aktif seluruh kalangan untuk mensosialisasikan ASEAN secara luas kepada pemangku kepentingan masing2 di Pusat dan Daerah, pemerintah dan dunia usaha, akademisi dan masyarakat madani, pungkas Gusmardi.



KESIMPULAN

Kesimpulannya, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sangat bermanfaat dan berpengaruh terhadap ekonomi bangsa Indonesia. Suatu keuntungan yang amat besar hingga menciptakan peluang bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan bersaing di pangsa pasar Internasional.
Sehingga pada intinya, MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup atau minim tenaga asingnya.
Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar.  Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara.
Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta.
Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta.
Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi.