Rabu, 20 Januari 2016

Penggunaan Online Shop Sebagai Virtual Office

1.      Pendahuluan
Virtual Office
Dewasa ini kemajuan teknologi dunia sudah sangat pesat sekali,dari tiap tahun ke tahun pasti mengalami perubahan yang hebat pada kehidupan. Apalagi di indonesia saat ini  sedang mengalami perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan sudah banyak sekali sudah perusahaan-perusahaan besar yang berdiri. Sehingga banyak perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil berlomba-lomba untuk menerapkan teknologi yang ada maka dari itu Setiap perusahaan itu pastinya akan memiliki cabang-cabang perusahaan. Alangkah repotnya dunia apabila tidak ada teknologi internet  yang dipakai, internet ini juga mengurangi batasan jarak dan jauh. Pada banyak perusahaan besar,  tersebut pastinya akan memiliki kantor – kantor cabang yang tersebar di banyak tempat. Kantor – kantor tersebut tentu memiliki kebutuhan untuk saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu pada  jaringan komputer, solusi yang pertama  yang biasa digunakan adalah dengan membangun suatu jaringan privat atau pribadi yang menghubungkan seluruh kantor cabang yang ada dengan cabang – cabang lainnya dan juga dengan kantor pusatnya, jaringan ini yang biasa disebut dengan Wide Area Network (WAN) mempunyai cakupan terluas, bahkan dapat dikatakan mencakup seluruh dunia. Secara umum office automation dapat didefinisikan sebagai otomosasi proses bisnis yang sebelumnya dilakukan secara manual (document-driven) menjadi otomatis (electronic-driven) sehingga dokumen yang dipergunakan dalam bentuk yang dipergunakan dalam proses bisnis tidak lagi dalam bentuk hardcopy, melainkan dalam bentuk electronik. Definisi kantor secara konvesional adalah sebuah ruang tempat bekerja dan umumnya identik dengan alamat serta nomor telepon. Internet telah menjadi bagian revolusi kantor saat ini.
Virtual office (kantor maya) adalah suatu fasilitas dimana semua file akan tersimpan secara online dan dapat digunakan secara bersama – sama dalam satu waktu ditempat yang berbeda atau di waktu yang berbeda di tempat berbeda sehingga lebih produktifdan flexibel. 1964, teknologi computer diaplikasikan dalam pekerjaan kantor ketika IBM memperkenalkan magnetic tape typewriter. Aplikasi ini disebut pengolahan kata (word processing) dan merupakan awal dari Otomatisasi Kantor (Office Automation). Perkantoran Maya secara umum dapat didefinisikan sebagai otomatisasi proses bisnis yang sebelumnya dilakukan secara manual (document-driven) menjadi otomatis (electronic-driven) sehingga dokumen yang dipergunakan dalam proses bisnis tidak lagi dalam bentuk hardcopy, melainkan dalam bentuk elektronik.
Online Shop
Menurut Didit Agus Irwantoko, belanja online (online shop) merupakan proses pembelian barang/jasa oleh konsumen ke penjual realtime, tanpa pelayan, dan melalui internet. Toko virtual ini mengubah paradigma proses membeli barang/jasa dibatasi oleh tembok, pengecer, atau mall (Didit Agus Irwantoko,2012). Maksutnya, tak perlu harus bertemu penjual/pembeli secara langsung, tak perlu menemukan wujud ‘pasar’ secara fisik, namun hanya dengan menghadap layar monitor computer, dengan koneksi internet tersambung, kita dapat melakukan transaksi jual/beli secara cepat dan nyaman.
Hasil survey terakhir (December 2011) menunjukkan bahwa 36% dari seluruh transaksi perdagangan yang terjadi di Indonesia di lakukan secara online atau online shop. Diperkirakan 80% dari transaksi online tersebut ternyata dilakukan oleh bisnis online berskala Mikro Kecil (UMK). Omzet dari bisnis online berskala UMK ini mulai dari 2juta per bulan, hingga puluhan juta per bulan, namun karena jumlahnya sangat banyak, maka omzet keseluruhan UMK online mampu mencapai 80% dari keseluruhan transaksi online.(Bonafide Logo, 2012).
Bisnis Online yang mulai menjamur ini di anggap menjanjikan bagi beberapa pihak. Keuntungan yang di hasilkan juga tak patut di pertanyakan lagi. Tak perlu bermodal ‘toko’ secara fisik untuk mempromosikan barang yang di jual, kita dapat mempromosikan lewat gambar yang selanjutnya di pajang di website atau ‘toko virtual’ milik kita melalui internet. Di Indonesia sendiri, belanja online atau online shop mulai muncul sekitar tahun 2000 an, dan sekarang toko online sudah menjamur ada dimana mana. Apalagi dengan adanya dukungan media jejaring sosial, seperti facebook, twitter, blog, multiply, tumblr, yang dapat sangat berguna untuk mempromosikan produk yang ingin di jual/di beli. Media sosial inilah merupakan salah satu media yang membuat berbelanja online semakin mudah terjadi. Pada awal kemunculannya di Indonesia, berbelanja online hanya di gunakan oleh masyarakat dari kalangan atas, karena berbelanja online membutuhkan komputer, jaringan internet, dan kartu debet untuk melakukan transaksi jual/beli tersebut. Namun seiring berjalannya waktu,  dikarenakan oleh faktor kenyamanan dan kecepatan, sekarang mulai dari ibu-ibu pejabat, sampai mahasiswa/mahasiswi banyak yg memanfaatkan berbelanja dengan online.

2.      Pembahasan
Online Shop merupakan salah satu Virtual Office yang banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia saat ini. Online Shop digandrungi semua khalayak didalam negeri maupun luar negeri. Berbisnis online di online shop sangat mudah hanya mengandalkan komputer dan koneksi internet kita sudah bisa membuat online shop. Bisa dengan membuat web resmi tentang dagangan kita sendiri ataupun mendaftar atau membuat akun di Web dagang yang sudah tersedia. Memasarkan barang menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak ribet karena dengan hanya bermodal komputer dan internet kita tidak perlu menggunakan banyak tempat. Karena kita bisa kapan saja dan dimana saja memantau lapak dagangan kita di internet.
Hubungan online shop dan virtual office ini sedang naik daun saat ini. Tetapi kita juga harus berhati-hati berdagang di online shop maupun berbelanja di online shop. Karena dengan meningkatnya kemudahan kita berdagang di internet, pasti selalu ada orang yang menggunakan peluang tersebut untuk melakukan kecurangan atau kejahatan. Baik oknum tersebut di pedagang atau pembeli di suatu online shop. Adajuga beberapa orang yang takut berbelanja di online shop karena kurangnya rasa kepercayaan kepada si pedagang. Kepercayaan menjadi nomor satu yang harus diterapkan jika kita ingin berbisnis online.
Belanja secara online juga dapat menghemat tenaga. Kita tak perlu repot mengantre di kasir pembayaran. Apalagi kalau jika toko yang dikunjungi ramai pembeli, Kita juga akan menunggu untuk dilayani oleh penjaga toko tersebut. Sedangkan jika belanja melalui onlien, kita bisa 'melayani diri sendiri' dengan cepat tanpa harus menunggu waktu lamaKalau kita pergi ke mal membutuhkan tenaga ekstra untuk naik angkutan umum atau mengendarai kendaraan pribadi. Apabila kita berbelanja secara online, kita bisa berbelanja sambil duduk-duduk santai atau tiduran di atas tempat tidur. Bisa juga sambil menonton tv.  Jika keperluan kita banyak, kita tak perlu repot membawa kantong belanjaan yang menumpuk. Karena jika berbelanja melalui online, kita hanya tinggal menunggu barang-barang yang dibeli dikirim ke rumah. Daripada menyusuri mal dari satu toko ke toko lainnya hanya untuk membandingkan harga baju yang diincar, lebih baik kita membandingkannya melalui online shopping. Beberapa situs online shopping menjual barang yang sama dengan situs onle shopping lainnya, namun harganya bisa saja berbeda.  Belanja online juga memang di lakukan melalui internet , banyak orang yang memang mencari online shop agar tidak bertatap muka kepada penjualnya, salah satunya faktor malu , contohnya saja kita ingin membelikan barang-barang pribadi , pasti malu jika kita membeli barang-barang yang menjadi pribadi kita. Belanja online juga dapat menghemat waktu kita tanpa harus macet-macetan di jalan. Tentu saja kita bisa berbelanja hanya dengan waktu beberapa menit. Sehingga waktu tak banyak terbuang dan masih bisa melakukan aktivitas lainnya.  Kenyamanan juga menjadi salah satu faktor mengapa lebih baik belanja secara online. kita bisa berbelanja kapan saja sesuka Anda, meskipun tengah malam sekalipun. Memang, online Shop sebagai virtual office sangat membantu sekali bagi masyarakat Indonesia.
3.      Daftar Pustaka